Selasa, 30 Agustus 2022 ratusan pelajar dari MA/SMA Se Jawa Timur tumplek blek memadati pelataran di gedung Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya. Mereka datang dalam rangka mengikuti Musabaqah Tarikh Islam (MTI) kejuaraan Sejarah & Kebudayaan Islam tingkat MA/SMA se Jawa Timur.
Musabaqah Tarikh Islam adalah bagian dari festival sejarah yang diselenggarakan oleh HMJ Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya. Meski untuk pertama kalinya diselenggarakan, namun tak mengurangi antusias para pelajar terbaik se Jawa Timur mengikuti perlombaan ini.
Kali ini, perlombaan berlangsung melalui beberapa babak. Diawali dengan babak penyisihan yang diikuti oleh 158 peserta terbaik wakil dari pelajar MA/SMA Se Jawa Timur. Pada babak ini, peserta diberikan soal berbobot pilihan ganda sejumlah 100 butir soal dan hasil dari babak ini, diambillah 15 peserta dengan nilai terbaik.
Alhamdulillah, satu dari dua delegasi MA YKUI Maskumambang Dukun Gresik berhasil menduduki peringkat pertama di babak penyisihan kali ini, dialah Al Muktafi Billah, santri kelas XI MAK. Alhasil ia berhak maju ke babak semifinal bersama 14 peserta terbaik lainnya.
Di babak semifinal, kelima belas peserta dibagi menjadi 5 kloter, dengan 3 peserta masing-masing kloter. Muktafi sendiri tergabung dalam satu kloter bersama dua peserta dari pelajar Al Ishlah Sendang Paciran Lamongan.
Di babak yang semakin sulit ini, tak menghalangi Muktafi untuk tetap tampil prima hingga akhirnya beliau berhasil menyisihkan dua pelajar di kloternya dan dinyatakan lolos ke babak selanjutnya bermodal nilai terbaik tentunya.
Final pun berlangsung di Auditorium UINSA yang diikuti oleh peserta final berjumlah 5 siswa. Mereka adalah peraih nilai terbaik di masing-masing kloter di babak semifinal. Tak seperti di babak penyisihan dengan model pemberian soal pilihan ganda dan di babak semifinal dengan sistem cerdas cermat. Kali ini peserta harus unjuk gigi dengan kemampuan presentasi. Iya, peserta final harus mempresentasikan langsung jawaban dari pertanyaan yang diberikan.
Muktafi sendiri yang di babak sebelumnya selalu berhasil menempati skor tertinggi, kali ini tak terjadi di partai final. Di babak final, kelihatan betul ia masih grogi dan kurang percaya diri, alhasil ia hanya mampu keluar sebagai juara harapan I.
“Tafi kurang jam terbang, masih grogi saat presentasi. Secara materi dan jawaban sudah tepat, namun masih kurang greng saat presentasi” tandas ustadz Masrur Rozi selaku guru pendamping mengiyakan tentang kelemahan Muktafi.
Well, tak masalah. Muktafi tetaplah hebat yang telah mengharumkan nama Maskumambang. Tak mudah meraih hasil terbaik sebab persaingan yang teramat ketat. Tetap semangat Muktafi, kedepan kamu akan jauh lebih hebat dan kuat. Percayalah, Bismillah. (Husni Mubarrok)