Keren! Kata Pengantar Buku Matsamas “Goes to Yogya Study Tour Penuh Warna”
Alhamdulillah, karya santri Ponpes Maskumambang akan segera lahir! tepatnya karya santri dari MTs YKUI Maskumambang dengan buku berjudul “Goes to Yogya Study Tour Penuh Warna ” dan berikut kata pengantar dari buku keren tersebut!
Kata Pengantar
Oleh Roni Ramlan, M. Ag.
(Penulis; Kepala Sekolah SDIT Baitul Qur’an Tulungagung; Ketua 2 Sahabat Pena Kita Tulungagung; Anggota RVL)
______________________________________________________________
Buku Goes to Yogya Study Tour Penuh Warna (Beragam Cerita Asyik di Kegiatan Study Tour yang Menggugah Jiwa) yang merupakan buku antologi catatan perjalanan karya Annida’ul Fitri dkk. berusaha mengetaskan paradigma kecakapan literasi di dunia pendidikan menengah pertama sebagai formalitas belaka. Mereka berusaha membuktikan bahwa literasi itu penting untuk menghadapi tantangan era disrupsi data dan informasi. Ingar-bingar teknologi informasi sudah selaiknya mengalami fase filterisasi. Filterisasi itu linier dengan kecakapan, budaya dan upaya membumikan literasi.
Upaya membumikan literasi sebagai kesadaran personal itu dimulai dengan menuliskan apa yang kita lakukan: pengalaman, rutinitas hingga akhirnya mampu melangkah pada kontestasi hasil karya yang lebih serius lagi. Buku solo, prosiding atau bahkan mendokumentasikan hasil penelitian dalam bentuk artikel jurnal berputasi yang berskala Scopus. Untuk sampai tahapan ini, seorang pembelajar tentu membutuhkan proses yang tidak instan. Kuncinya adalah jam terbang dan keseimbangan: Menjadi pembaca yang rakus dan gila akan latihan.
42 catatan perjalanan yang dihidangkan dalam buku Goes to Yogya berusaha memotret lima destinasi wisata yang populer di Yogyakarta. Mulai dari momunen Jogjakarta Kembali (Monjali), pabrik bakpia pathok, Omah kaos oblong, Taman Pintar dan Malioboro. Uniknya, semua tulisan dibingkai secara natural dan reflektif: menggunakan bahasa sederhana dan cara pandang yang bersifat subjektif. Lantas tak heran jika kemudian pembaca seakan-akan sedang diajak mencecap latar tempat yang dideskripsikan oleh sang penulis.
Ragam sudut pandang dalam tulisan yang disodorkan kepada pembaca menjadi ciri khas yang bersifat opsional. Dari halaman berapa pun pembaca memutuskan untuk mulai membaca akan tetap merasakan kenikmatan kesan dan pesan betapa asyiknya berwisata sekaligus belajar di out class. Pendek kata, mereka tidak hanya sedang menceritakan jejak implementasi kurikulum merdeka namun juga mendedahkan hasil yang diperoleh secara konkret.
Inspiratif dan syarat akan kesan, adalah kata yang tepat untuk merepresentasikan keseluruhan karya yang termuat di dalamnya. Apa yang mereka tuangkan dalam buku ini layak untuk diapresiasi secara saksama. Sebab mereka telah berani tampil beda dan keluar dari “zona nyaman” dengan mengabdikan sebagian jejak petualang hidup melalui aktivitas menulis. Aktivitas istimewa yang tidak sedikit khalayak mempersepsikan sebagai sesuatu hal yang sulit. Sebaliknya, kehadiran buku ini secara tidak langsung mereka membuktikan bahwa menulis itu mudah.
Selanjutnya, tentu saja buku ini sangat cocok untuk menjadi rujukan dalam upaya membangun tradisi literasi di lembaga pendidikan, utamanya tingkat menengah pertama. Semua kegiatan yang dilakukan di sekolah pada dasarnya dapat menjadi inspirasi, motivasi dan latar belakang kenapa setiap orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan harus menyandang status long life learner di sepanjang hidupnya.
Selamat atas terbitnya buku antologi Goes to Yogya. Semoga ini merupakan jalan terbaik untuk regenerasi penulis buku best seller sekaligus menjadi penyambung golden age peradaban.