Kilas Balik Perjalanan Haji Jamaah Maskumambang, KH. Nidlol Masyhud: Antara Perjuangan dan Keberkahan

KBIHU YKUI Maskumambang

Gresik – Ibadah haji adalah rukun islam ke-5 yang dilaksanakan dengan kisah penuh makna. Demikian pula perjalanan Jamaah Haji Maskumambang (JM) angkatan ke-30 yang baru saja menunaikan rukun Islam tersbut.

Dalam acara Silaturahim dan Tasyakuran Haji Jamaah Maskumambang, KH. Nidlol Masyhud, Lc., Dpl., selaku Pemangku Pondok Pesantren Maskumambang sekaligus pembimbing haji, menyampaikan kilas balik pengalaman jamaah yang penuh warna, suka, duka, hingga rasa syukur yang tak terhingga.

KBIHU YKUI Maskumambang
Kondisi jamaah saat berjalannya acara tersebut

KH. Nidlol menjelaskan bahwa haji adalah rizki sekaligus perjuangan. Banyak jamaah menghadapi tantangan berat, mulai dari menginap yang terpencar di Madinah dan Mekah, hingga kesulitan mendapatkan tenda di Arafah. Bahkan ada jamaah yang terpaksa tidur di luar tenda karena penuh, hingga tidak mendapat jatah makan siang di hari yang panas terik.

“Bayangkan, suhu mencapai 51 derajat celcius, sementara jamaah belum mendapat tempat berteduh. Ada pula yang harus berjalan jauh dari Muzdalifah ke Mina, bahkan sampai kesasar dan kehilangan pasangannya. Namun, semua itu dijalani dengan penuh kesabaran,” tutur KH. Nidlol, Ahad (7/9/2025).

Beliau juga mengingatkan bahwa sistem bermalam atau menginap tahun ini berbeda. Satu kloter bisa terpecah hingga delapan hotel, membuat jamaah sulit berkumpul sebagaimana tradisi jamaah Maskumambang di tahun-tahun sebelumnya. Meski begitu, semangat kebersamaan tetap terjaga. Jamaah berusaha saling membantu, mulai dari mendorong kursi roda lansia, menemani yang sakit, hingga bergotong-royong mengatasi kendala logistik.

Selain itu, KH. Nidlol mengenang momen penting saat jamaah hampir tidak mendapat tenda di Arafah. Berkat kegigihan dan kesabaran para jamaah, akhirnya satu per satu jamaah berhasil ditempatkan di berbagai tenda, meski tersebar. “Alhamdulillah, menjelang dzuhur semua jamaah sudah mendapat tempat, sehingga bisa beribadah dengan tenang,” jelas beliau.

Namun, di balik semua kesulitan, KH. Nidlol menekankan bahwa setiap pengalaman membawa keberkahan. Banyak jamaah yang pulang membawa cerita indah, semangat baru, bahkan ikatan persaudaraan yang lebih kuat. Ada pula yang merasakan manfaat lain, seperti terjalinnya silaturahim di tanah suci, yang kadang berlanjut menjadi kerja sama atau hubungan keluarga di tanah air.

“Haji itu bukan sekadar perjalanan ibadah biasa. Ia adalah anugerah, perjuangan, sekaligus pintu keberkahan. Semoga seluruh jamaah Maskumambang menjadi haji mabrur, dan pengalaman ini menjadi bekal berharga bagi calon jamaah berikutnya,” pesan beliau menutup kilas balik perjalanan haji tahun ini.

KBIHU YKUI Maskumambang
KH. Nidlol saat menjelaskan kilas balik Jamaah Maskumambang

Kilas balik perjalanan haji Jamaah Maskumambang bukan hanya sekadar catatan suka dan duka, tetapi juga menjadi pelajaran berharga bagi semua. Dari cerita tersebut, tergambar betapa ibadah haji adalah anugerah besar yang menuntut kesabaran, perjuangan, dan kekompakkan. 

Manfaat yang bisa dipetik adalah lahirnya semangat kebersamaan, sikap saling tolong-menolong, serta kesadaran bahwa haji adalah pintu keberkahan yang membawa dampak luas bagi kehidupan. Harapannya, pengalaman ini dapat memperkuat persaudaraan jamaah Maskumambang lintas angkatan, menjadi inspirasi bagi calon jamaah berikutnya, serta menjadikan seluruh keluarga besar Maskumambang semakin istiqamah dalam menjaga nilai-nilai ukhuwah, syukur, dan keagungan kepada Allah SWT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *