Seminar parenting kembali digelar, kali ini mengambil tema tentang peranan orangtua sebagai role model bagi perkembangan akhlak anak. Hadir ustadz Suhadi Fadjaray, motivator dan konsultan pendidikan Jawa Timur sebagai pemateri tunggal di kegiatan kali ini. Seminar parenting yang digagas oleh MTs YKUI Maskumambang Gresik dilaksanakan di hari Ahad, tanggal 05 Desember 2021 di aula putra Pondok Pesantren Maskumambang Gresik.
Acara dimulai tepat pukul 08.30, sebanyak 400 walisantri hadir di kegiatan kali ini yang mayoritas diwakili ibu-ibu walisantri. Dalam sambutannya ustadz Ahmad Sholihan selaku direktur pendidikan Maskumambang menyampaikan tentang pentingnya peran orangtua sebagai role model bagi perkembangan akhlak anak, “Orangtua harus paham tentang vitalnya peran mereka, utamanya sebagai contoh bagi anak-anaknya, anak-anak akan selalu melihat bagaimana perilaku orangtuanya, olehkarenanya kegiatan parenting kali ini sangat diperlukan sebagai sarana pencerahan bagi kita semuanya selaku orangtua dalam mendidik putra-putri kita” tandas ustadz Ahmad menjelaskan dalam sambutannya.
Seminar parenting kali ini nampak lebih berbeda dari seminar seminar sebelumnya. Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari sosok sang pematerinya. Iya, ustadz Suhadi Fadjaray penulis buku “Harmoni Cinta Madrasah Keluarga” menyajikannya dengan tampilan yang sungguh luar biasa. Sosoknya sebagai salah satu trainer parenting kelas wahid yang sudah malang melintang menjadikan seminar kali ini sungguh sangat dahsyat bernutrisi. “Kontennya dahsyat, menghujam dan sangat menyentuh, menyadarkan kita untuk melakukan perbaikan dalam mendidik putra-putri kita, berkali-kali air mata ini menetes, tak kuasa menahan betapa menghujam deras apa yang bapak Suhadi sampaikan” tutur ustadz Husni selaku pemandu acara di akhir seminar dengan mata berkaca-kaca.
Seminar parenting yang berlangsung kurang lebih tiga jam ini melahirkan banyak kesan positif. Selain kontennya sangat dibutuhkan, penyajiannya pun sangat menarik, interaktif dan komunikatif. Joke joke bernutri yang terbalut kesantunan kerap tersaji. Peserta seminarpun terlihat sangat antusias, sumringah, menikmati apa yang bapak Suhadi sampaikan. “Selama saya mengikuti seminar, baru kali ini saya merasakan seminar paling dahsyat, kontennya pas, dan disajikan dengan cara yang berkelas, menarik, betul-betul istimewa” ujar ustadz Nur salah satu peserta seminar menyampaikan kesannya.
Kali ini akan kami rangkum beberapa ulasan singkat dari materi bapak Suhadi yang telah disampaikan agar menjadi catatan emas yang terabadikan dalam tulisan, berikut diantaranya;
1. Ketahuilah, terkadang anak-anak menjadi bermasalah sebab orangtua yang tidak berilmu. Ilmu bagaimana menjadi ayah yang baik, menjadi ibu yang baik atau ilmu bagaimana menjadi orangtua yang baik masih belum kita miliki seutuhnya sehingga dalam mendidik putra-putri terkadang orangtua salah dan kurang tepat penanganan. Maka disini diperlukan semangat bagi orangtua untuk senantiasa haus akan ilmu dan terus belajar, meningkatkan kualitas ilmu agar bisa menjadi ayah, ibu dan orantua terbaik bagi anak-anaknya.
2. Di era digitalisasi, interaksi anak terhadap gadget sangatlah kentara. Kontrol dan pendampingan orangtua sangatlah penting. Jangan biarkan anak-anak leluasa menikmati gadget atau dampak buruk akan menimpa sang anak, seperti rusaknya otak dan datangnya penyakit epilepsi. Orangtua harus mampu mengendalikan gadget anak, agar anak tidak bermasalah dan tak salah jalan dalam menggunakan gadget.
3. Bukanlah pemberian harta, pangkat, dan kekuasaan dari orangtua yang dibutuhkan anak-anak, namun pemberian pendidikanlah yang jauh lebih dibutuhkan mereka. Sebuah Hadis menyatakan, “Tidaklah orangtua memberikan kepada anaknya pemberian yang lebih utama selain dari pendidikan yang baik” (HR. Tirmidzi & Thabrani) dan ketahuilah pendidikan yang terbaik adalah pendidikan yang mampu membuat anak tunduk bertakwa kepada Allah SWT.
4. Jika ingin akhlak anak kita baik, maka kembalilah kepada pendidikan yang ada dalam Al Qur’an surat Al Lukman ayat 12-19. Dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa salah satu prasyarat menjadi orangtua hebat adalah orangtua harus senantiasa berhikmah dan bersyukur.
5. Ciri orangtua yang berhikmat adalah (1) Memiliki pemahaman yang baik terhadap tumbuh kembangnya anak, (2) Memiliki ilmu menjadi ayah atau ibu yang baik, serta (3), senantiasa bertutur kata yang baik. Dalam mendidik, orangtua harus mampu memahami tumbuh kembang sang anak, ketika anak berusia 0 – 7 tahun, maka perlakukan mereka layaknya sang raja, ketika anak berusia 7 – 14 tahun, perlakukan anak layaknya tawanan perang dan ketika anak berusia 14 – 21 tahun, perlakukan mereka seperti sahabat. Jika orangtua menerapkan perlakukan seperti ini, niscaya tumbuh kembang anak akan berjalan dengan baik sesuai usianya.
6. Prestasi puncak anak adalah ketika mereka menjadi anak yang saleh dan salehah, jadi bukan terletak pada deretan piala yang diperoleh, bukan terletak pada deretan tropy yang direngkuh. Maka bimbing mereka agar senantiasa dekat pada agama, didik mereka agar senantiasa meningkat kualitas iman dan takwanya. Iya menjadi anak yang saleh dan salehah. Dambaan orangtua sejatinya.
Semoga kita semuanya dimudahkan oleh Allah menjadi orangtua yang hebat, orang tua yang tangguh yang senantiasa layak menjadi role model bagi pendidikan anak-anak kita. “Ayo, teruslah berjuang menjadi ibu yang baik. Ayo teruslah berjuang menjadi ayah yang baik, Semoga apa yang kita perjuangkan dalam mendidik putra-putri kita mendapat rida dari Allah SWT” tutur bapak Suhadi Fadjaray diakhir seminarnya yang lantas diamini seluruh peserta seminar. (Husni M)